Jumat, 03 April 2020

CARA PIPIL JAGUNG YANG EFEKTIF

(Seri Budidaya Jagung)


Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak diusahakan petani karena merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras. Pemanfaatan jagung selain sebagai bahan pangan pengganti beras juga dapat digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku industri. Penggunaan jagung sebagai bahan baku industri pertanian lebih luas dari beras. Hampir semua bagian tanaman jagung mempunyai kegunaan. Batang dan daun jagung dapat digunakan untuk kertas dan papan dinding. Tongkol dapat digunakan untuk bahan bakar, silosa dan furfural.  Sedangkan biji jagung dapat diolah menjadi tepung dan pati jagung. Selanjutnya pati jagung dapat diolah lebih lanjut menjadi dekstrin, sirup gula, dan bahan lainnya.

Untuk mendapatkan hasil olahan yang baik perlu adanya penanganan pasca panen yang tepat, maka diperlukan pedoman penanganan pasca panen, dengan adanya pedoman penanganan pasca panen jagung diharapkan petani dapat melakukan penanganan pasca panen jagung secara tepat sehingga dapat memperoleh jagung yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan sehingga dapat memberikan nilai tambah yang signifikan kepada petani.

Penanganan pasca panen jagung meliputi kegiatan berikut, yaitu pemanenan, pengupasan, pengeringan jagung tongkol, pemipilan, pengeringan jagung pipilan,  penyimpanan dan pengemasan serta pengolahan jagung. Jagung bertongkol adalah hasil panen tanaman jagung yang telah dikupas dibersihkan dan dikeringkan. Jagung pipilan adalah hasil panen tanaman jagung yang telah dipipil, dikeringkan dan dibersihkan. Pascapanen adalah semua kegiatan mulai dari panen sampai dengan menghasilkan produk setengah jadi (intermediate product). Produk setengah jadi adalah produk yang tidak mengalami perubahan sifat dan komposisi kimia.

Pemipil  Jagung

Dengan adanya pedoman penanganan pasca panen jagung diharapkan petani dapat melakukan penanganan pasca panen jagung secara tepat sehingga dapat memperoleh jagung yang memenuhi persyaratan mutu dan kemanan pangan sehingga dapat memberikan nilai tambah yang signifikan kepada petani.

Pemipilan merupakan salah satu kegiatan dalam proses pasca panen jagung yang banyak menyerap tenaga kerja dan biaya serta menentukan kualitas biji jagung. Proses pemipilan dapat dilakukan dengan cara manual dan mekanis.

1.        Secara Manual

Pemipilan secara manual mempunyai beberapa keuntungan, antara lain persentase biji rendah dan sedikit kotoran yang tercampur dalam biji. Kapaasitas pemipilannya sangat rendah yaitu 10-20 kg/jam/orang, sehingga dibutuhkan waktu 8,33 hari untuk memipil satu ton jagung. Lamanya waktu pemipilan menyebabkan penundaan proses selanjutnya, sehingga mempercepat berkembangnya aflatoksin.

Pemipilan jagung dengan tenaga manusia dapat dilakukan dengan tangan, tongkat pemukul, gosrokan yang dilapisi karet ban, ban sepeda motor, ban sepeda pancal, pemipil besi diputar, pemipil besi bergerigi dan alat pemipil jagung sederhana lainnya. Pemipilan jagung dengan tenaga manusia sebaiknya dilakukan pada tingkat kadar air 17%. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya peningkatan kerusakan mutu pada jagung.

Contoh: Alat Pemipil Jagung Dengan Paralon, Kaleng Bekas Susu



 

Untuk meningkatkan pemipilan masih dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan (ibu jari) tanpa alat bantu. Teknologi tepat guna bisa juga dengan memanfaatkan pipa bekas/paralon bekas dan beberapa skrup sebagai alat pemipil jagung sederhana. Pembuatannya cukup mudah, persiapkan pipa (paralon) 5-7 cm dengan diameter lebih besar sedikit dari bonggol jagung, lubangi dengan baut kearah dalam pipa (4 baut atau lebih, sesuai kebutuhan) dan alat pemipil jagung siap digunakan. Cara penggunaannya; jagung dimasukkan jagung dengan cara diputar sehingga biji jagung akan terpisah dengan sendirinya karena bantuan skrup yang ada di dalam pipa. Dengan cara manual pemipil biasanya membutuhkan waktu 8-10 menit/jagung sedangkan dengan menggunakan alat ini hanya 2-3 menit/jagung. Harapannya dengan alat sederhana ini akan membantu meningkatkan produktifitas masyarakat yang mayoritas ialah petani jagung.

2.        Secara mekanis

Pemipilan secara mekanis yaitu dengan menggunakan mesin pemipil jagung (corn sheller). Keuntungan dari penggunaan mesin adalah kapasitas pemipilan lebih besar dari cara manual. Namun apabila cara pengoperasiannya tidak benar dan kadar air jagung yang di pipil tidak sesuai, maka akan mempengaruhi viabilitas benih. Mesin pemipil jagung telah banyak dihasilkan dan dikenal masyarakat namun banyak menghasilkan jagung pipil untuk bahan baku pakan maupun pangan.

Pemipilan dengan tenaga mekanis umumnya dilakukan oleh petani pada pusat-pusat produksi jagung, dengan cara menyewa mesin pemipil tersebut.  Pemipil jagung mekanis telah banyak dibuat di Indonesia baik oleh industri alat pertanian skala besar maupun oleh bengkel lokal di pedesaan. Mutu dan harga pemipil jagung buatan lokal dapat bersaing dengan buatan industri alat pertanian. Harga sebuah pemipil jagung mekanis tergantung pada merk dan buatan, kapasitas (0,1 2,0 ton jagung pipil/jam), serta penggunaan kipas pembersih.  Mesin pemipil jagung mekanis biasanya digerakkan oleh motor diesel 5 PK untuk mesin tanpa kipas dan 7 PK untuk mesin dengan kipas.

Selain menggunakan kedua cara diatas, kita juga dapat menggunakan alat pemipil semi mekanis. Salah satu alat pemipil jagung semi mekanis yang dapat digunakan adalah alat pemipil jagung sederhana model bangku.

Cara pipil yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan oleh petani jagung, bisa dilakukan dengan alat pemipil jagung tepat guna. Petani jagung bisa memilih dengan menggunakan alat secara mekanis atau pun secara manual. Alat pemipil jagung dibuat untuk mempermudah petani jagung dalam penanganan pasca panen untuk mendapatkan hasil atau pendapatan lebih dari tanaman jagung. Dengan keterbatasan, petani jagung pun bisa membuat alat pemipil jagung dengan bahan dari sisa rumah tangga seperti paralon, kaleng susu, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjadi nilai lebih dan menghasilkan. 


Disusun dari berbagai sumber oleh:
DIANA CHOLIDA, SP.
PPL BPP Banyuurip 

Penyunting:
KELIK DS.
PPL BPP Banyuurip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar