Rabu, 18 Maret 2020

PUTREN JAGUNG SEBAGAI TAMBAHAN PENDAPATAN PETANI

(Seri Budidaya Jagung)


Tanaman Jagung Hibrida dengan menggunakan varietas apapun kalau dalam budidaya makanan atau unsur hara tercukupi maka pertumbuhan normal dan pada saatnya keluar tongkol lebih dari satu, tongkol atas biasanya berukuran besar dan yang tongkol bawah berukuran lebih kecil dibanding tongkol yang tumbuh di atas; tongkol yang tumbuh dibawah ini biasa disebut oleh petani dengan nama ‘putren’


Dibalik bentuk tongkol yang kecil, ternyata putren atau jagung muda sebagai jagung sayur mempunyai banyak khasiat antara lain untuk kesehatan tubuh manusia, disajikan dalam bentuk sayur dinikmati saat dibuat tumis, oseng, kandungan zat bergizi dalam putren pun dibutuhkan oleh tubuh manusia bisa untuk menangkal berbagai keluhan penyakit. Bisa dijadikan campuran bahan makanan, rasa putren gurih dan digemari sebagian masyarakat.


Manfaat putren untuk kesehatan antara lain:

1        Membantu mencegah penyakit alzeimer (pikun)

2        Sirkulasi oksigen dalam tubuh menjadi lancar.

3        Mencegah diabetes dan tekanan darah tinggi.

4        Bisa meminimalisir potensi cacat pada bayi baru lahir.

5        Baik untuk kesehatan paru paru.


Selain manfaat kesehatan, ternyata putren mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi serta disukai masyarakat secara umum dengan dibuktikan  hampir semua orang  punya hajat menyajikan menu menghidangkan sayur putren.


Secara ekonomi pada tanaman jagung hibrida berumur 45 hari bisa kita petik tongkol bagian bawah (tongkol bawah ini apabila kita biarkan tidak bisa menjadi biji jagung sehingga tidak bermanfaat) sehingga dengan dimanfaatkan dipetik sebagai jagung sayur akan sangat menambah penghasilan petani jagung dari setiap batang 1 tongkol dalam 1 Ha sudah berapa tongkol, 1 kg biasanya berisi 25 - 30 tongkol, dengan demikian bisa dikalkulasi dalam 1 Ha berapa hasilnya. Pengalaman dilapangan bisa kita lihat penjual sayuran diseputar kita, putren ada diantara sayuran yang mereka jual, dengan harga cukup fantastis sekelas sayuran.


Secara hitungan kasar hasil dari putren apabila pemeliharaan tanaman jagung hibrida baik maka penjualan putren cukup untuk pengganti modal dengan asumsi putren saat ini dijual dengan harga Rp. 2.500,-/kg.


Disusun dari berbagai sumber oleh:
NGADIYANTO
PPL BPP Banyuurip 

Penyunting:
KELIK DS.
PPL BPP Banyuurip

Kamis, 05 Maret 2020

PATEK/ANTRAKNOSA CABAI DAN PENGENDALIANNYA



Penyakit patek/antraknosa disebabkan oleh dua jenis jamur:


1.        Jamur Colletotricum capsici, serangan jamur ini pada cabe dicirikan dengan cara menginokulasi pada tengah buah cabai dan biasanya menyerang cabai yang sudah tua.


2.        Jamur Gloeosporium sp, jamur ini dicirikan dari jenis serangannya pada ujung cabai dan bisa menyerang pada cabai yang muda maupun tua.


 Untuk mengendalikan penyakit patek (anraknosa) pada tanaman cabai tidak bisa dilakukan hanya saat sudah mulai terjadinya serangan, namun harus dimulai dari awal proses penanaman. Untuk lebih lengkapnya cara mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai bisa dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


1.        Pergunakan bibit yang sehat, jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai;


2.        Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). Spora Gloeosporium maupu Colletotricum mampu beradaptasi hidup dalam tanah dalam waktu tahunan;


3.        Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek;


4.        Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman;


5.        Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai;


6.        Pergukanlah mulsa plastik untuk menghindari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan;


7.        Pergunakanlah jarak tanam yang ideal sesuai dengan varietas yang akan kita tanam, usahakan jangan terlalu rapat karena hal ini akan sangat membahayakan keselamatan tanaman cabai;


8.        Lakukan pencegahan dengan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida secara rutin satu minggu sekali (tetapi ini betentangan dengan konsep pengendalian hama secara terpadu);


9.        Lakukan perempelan untuk mengurangi krimbunan tanaman cabai;


10.   Pergunakan peralatan yang terbebas dari penyebab penyakit patek;


11.   Jika langkah-langkah diatas sudah dilakukan tetapi masih terjadi serangan penyakit patek maka segeralah buang tanaman yang sakit kalau perlu membakarnya;


12.   Segeralah melakukan tindakan penyelamatan terhadap cabai yang belum terserang secepatnya (saya katakan secepatnya karena penyakit patek bisa menyebar dalam hitungan jam). Tindakan yang perlu dilakukan adalah menyemprot dengan fungisida kontak, bersamaan dengan sistemik.

Disusun dari berbagai sumber oleh:
Kelik DS.
PPL BPP Banyuurip