Kamis, 06 Februari 2020

CARA PEMBERIAN UNSUR HARA PADA TANAMAN JAGUNG

(Seri Budidaya Jagung)


Jagung merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat selain padi dan gandum. Karena kandungan karbohidratnya, jagung dijadikan sebagai makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia. Tidak hanya sebagai makanan pokok, jagung juga banyak diolah menjadi berbagai macam olahan seperti minyak jagung, sebagai bahan dasar untuk membuat tepung maizena, bahan kosmetik dan juga dijadikan sebagai pakan ternak.
Sejak dahulu sudah banyak petani yang membudidayakan jagung, dalam budidaya jagung memang tidak memerlukan persyaratan khusus, Namun untuk dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal tanaman jagung membutuhkan unsur hara yang cukup selama masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, pemupukan sangat dibutuhkan sebagai faktor penentu keberhasilan budidaya jagung untuk menyediakan semua unsur hara yang dibutuhkan.

Manfaat unsur hara bagi tanaman jagung
1.      Nitrogen (N)
a.       Membuat tanaman tumbuh lebih hijau dan segar;
b.      Memacu pertumbuhan tanaman, baik tinggi, jumlah cabang atau jumlah anakan pada tanaman;
c.       Membuat kandungan protein hasil panen menjadi lebih meningkat.
2.      Fosfor (P)
a.       Akar akan tumbuh dan terbentuk dengan baik;
b.      Mempercepat pembentukan bunga serta masaknya buah dan biji;
c.       Meningkatkan komponen hasil panen tanaman biji-bijian;
d.      Meningkatkan kualitas benih dan biji.
3.      Kalium (K)
a.       Membuat tanaman tumbuh lebih tegak dan kokoh;
b.      Daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit meningkat;
c.       Pembentukan gula dan pati meningkat;
d.      Hasil panen menjadi lebih tahan selama pengangkutan.
4.      Sulfur (S)
a.       Meningkatkan kualitas hasil panen dengan memperbaiki warna, rasa, aroma, dan besar biji;
b.      Membuat tanaman lebih hijau.

Metode penambahan unsur hara yang kita lakukan sangat berpengaruh untuk pertumbuhan dan panen jagung yang dihasilkan. Jika kita melakukan pemupukan yang tepat, maka panen yang dihasilkan akan optimal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan penambahan unsur hara adalah waktu, jumlah, cara, jenis, dosis dan tempat.
Selain pemupukan dasar, pemupukan susulan dilakukan 35 hari setelah tanam. Pemupukan dasar dengan dosis 75 kg Urea, 150 kg NPK Phonska, dan 500 kg Pertoganik untuk tiap hektar. Pemupukan susulan diberikan dengan dosis 250 kg Phonska dan 150 kg Urea untuk setiap hektar.
Pemberian pupuk ini dengan cara ditugal disamping benih dalam baris tanaman dengan jarak 5 - 10 cm kemudian ditutup dengan tanah atau pupuk organik. Pupuk yang diberikan disamping masing-masing tanahan ini bertujuan agar menghindari terjadinya kompetisi antar tanaman.

Pemupukan pada lahan harus dilakukan dengan berimbang dan memperhatikan kearifan lokal:
1.             Memanfaatkan hara alami dari tanah, sisa tanaman dan bahan organik;
2.             Pemupukan berfungsi untuk memenuhi kekurangan hara;
3.             Menggunakan pembanding dengan bagan warna daun (BWD);
4.             Pemupukan berdasarkan responsif hasil tanaman;
5.             Pemupukan berdasarkan hasil kajian rekomendasi pemupukan (lahan sawah atau lahan kering).

Contoh Penggunaan BWD Sebagai Pembanding 


Warna daun pada skala < 3,5 menunjukkan kekurangan unsur N

Warna daun pada skala < 4,5 menunjukkan kekurangan unsur N


Disusun dari berbagai sumber oleh:
NOORMIA SATYAPENI, SP.
PPL BPP Banyuurip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar