Selasa, 07 Januari 2020

MENANAM JAGUNG TANPA OLAH TANAH


(Seri Budidaya Jagung)

Jagung merupakan komoditas tanaman pangan penting bagi pertanian Indonesia, bahkan di beberapa wilayah jagung merupakan bahan pangan utama disamping padi. Upaya peningkatan produktivitas jagung niscaya dilakukan untuk mengisi celah pasar yang hingga saat ini masih terbuka lebar dan diisi oleh komoditas impor.
Ada beberapa metode menanam jagung yang digunakan petani, yaitu dengan olah tanah secara keseluruhan, olah tanah pada bagian yang akan ditanami, ada juga yang menanam jagung tanpa diolah yaitu hanya dengan dengan cara menugal atau ponjo (jawa), salah satu metode yang banyak dilakukan oleh petani yaitu metode menanam jagung Tanpa Olah Tanah (TOT).
Seperti namanya, metode TOT’, dengan cara ini kita tidak perlu melakukan pengolahan tanah seperti membajak atau pembalikan tanah, penggemburan tanah terlebih dahulu, kita hanya perlu malakukan penugalan lubang tanam saja. Metode tanpa olah tanah tidak bisa dilakukan di semua jenis tanah. Metode TOT bisa dilaksanakan di lahan sawah setelah musim tanam kedua. Penerapan metode ini di lahan sawah sangat bagus karena jerami padi bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanaman jagung.


 Tanam jagung Tanpa Olah Tanah mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
  1.      Menyingkat waktu tanam karena tidak perlu mengolah tanah;
  2.      Menghemat tenaga dan biaya;
  3.      Menghindari kerusakan tanah karena tanah yang terlalu sering diolah akan menjadi padat;
  4.      Mengurangi erosi lapisan hara tanah karena pengolahan tanah.

 Sedangkan kekurangan metode Tanpa Olah Tanah yaitu:
  1.      Lahan apabila banyak gulma bisa cepat tumbuh yang dapat mengganggu tanaman jagung;
  2.      Masih banyak hama yang tersembunyi di dalam tanah karena tanah tidak di balik.

 Persiapan tanam jagung:
  1.      Penyemprotan gulma dengan herbisida sistemik;
  2.      Setelah penyemprotan herbisida, ditunggu 7 hari sampai gulma benar – benar mati;
  3.      Pengairan lahan sawah sampai air tergenang;
  4.      Penanaman benih jagung dengan jarak tanam 20 cm di dalam barisan dan 70 cm antar barisan;
  5.      Pemberian pupuk dasar 150 kg Urea dan 150 kg NPK bersamaan tanam benih jagung;
  6.      Pemberian pupuk susulan 1 umur tanaman 30 HST;
  7.      Pembumbunan tanaman dilakukan setelah tanaman 7 HST;
  8.      Pengairan dilaksanakan setiap 10 hari sampai jagung menjelang panen;
  9.      Panen dan paska panen dilakukan setelah kelobot jagung kering;
  10.  Dipanen kemudian penjemuran sampai kering setelah itu pemipilan dengan thresher.

Disusun dari berbagai sumber oleh:
TEGUH
PPL BPP Banyuurip 

Penyunting:
KELIK DS.
PPL BPP Banyuurip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar