(Seri Budidaya Jagung)
Jagung merupakan komoditas tanaman pangan penting bagi pertanian
Indonesia, bahkan di beberapa wilayah jagung merupakan bahan pangan utama
disamping padi. Upaya peningkatan produktivitas jagung niscaya dilakukan untuk
mengisi celah pasar yang hingga saat ini masih terbuka lebar dan diisi oleh komoditas
impor.
Ada beberapa metode menanam jagung yang digunakan
petani, yaitu dengan olah
tanah secara keseluruhan, olah tanah pada bagian yang akan ditanami, ada juga
yang menanam jagung tanpa diolah yaitu hanya dengan dengan cara menugal atau
ponjo (jawa), salah satu metode yang banyak dilakukan
oleh petani yaitu metode menanam jagung Tanpa Olah Tanah (TOT).
Seperti
namanya,
‘metode
TOT’, dengan cara ini kita tidak perlu
melakukan pengolahan tanah seperti membajak atau pembalikan tanah, penggemburan
tanah terlebih dahulu, kita hanya
perlu malakukan penugalan
lubang tanam saja. Metode tanpa olah tanah tidak bisa dilakukan di semua jenis
tanah. Metode TOT bisa dilaksanakan di lahan sawah setelah musim tanam kedua.
Penerapan metode ini di
lahan sawah sangat bagus karena jerami padi bisa dimanfaatkan sebagai mulsa
tanaman jagung.
Tanam jagung Tanpa
Olah Tanah mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
1.
Menyingkat waktu tanam
karena tidak perlu mengolah tanah;
2. Menghemat
tenaga dan biaya;
3. Menghindari
kerusakan tanah karena tanah yang terlalu sering diolah akan menjadi padat;
4.
Mengurangi erosi lapisan
hara tanah karena pengolahan tanah.
Sedangkan kekurangan
metode Tanpa Olah Tanah yaitu:
1.
Lahan apabila banyak
gulma bisa cepat tumbuh yang dapat mengganggu tanaman jagung;
2.
Masih banyak hama yang
tersembunyi di dalam tanah karena tanah tidak di balik.
Persiapan tanam jagung:
1.
Penyemprotan gulma dengan
herbisida sistemik;
2. Setelah
penyemprotan herbisida, ditunggu 7 hari sampai gulma benar – benar mati;
3. Pengairan
lahan sawah sampai air tergenang;
4. Penanaman
benih jagung dengan jarak tanam 20 cm di dalam barisan dan 70 cm antar barisan;
5. Pemberian
pupuk dasar 150 kg Urea dan 150 kg NPK bersamaan tanam benih jagung;
6. Pemberian
pupuk susulan 1 umur tanaman 30 HST;
7. Pembumbunan
tanaman dilakukan setelah tanaman 7 HST;
8. Pengairan
dilaksanakan setiap 10 hari sampai jagung menjelang panen;
9. Panen
dan paska
panen dilakukan setelah kelobot jagung kering;
10.
Dipanen kemudian
penjemuran sampai kering setelah itu pemipilan dengan thresher.
Disusun dari berbagai sumber oleh:
TEGUH
PPL BPP Banyuurip
Penyunting:
KELIK DS.
PPL BPP Banyuurip
Penyunting:
KELIK DS.
PPL BPP Banyuurip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar