A. PENDAHULUAN
Padi adalah tanaman pangan berupa rumput berumpun, yang dibudidayakan di sebagian besar kawasan Asia dan Afrika, dan merupakan penghasil makanan pokok penduduk setempat, termasuk Indonesia.
Seiring pertumbuhan penduduk yang kian meningkat, maka kebutuhan pangan juga semakin meninggkat. Hal ini menjadikan peningkatan produksi padi mutlak dilakukan. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan sekumpulan komponen hasil inovasi di bidang pertanian yang diharapkan dapat meningkatkan produksi padi.
B. LEGOWO
Salah satu komponen penting dalam PTT adalah peningkatan populasi tanaman, hal ini dapat dicapai dengan penerapan sistem tanam Jajar Legowo. Prinsip dari sistem Jajar Legowo adalah:
1. Menghilangkan satu baris tanaman dan menyisipkan ke barisan di sebelahnya (kanan).
Dimana jarak tanam pada barisan di tepi barisan kosong adalah setengah dari jarak tanam baris tengah.
Cara tanam jajar legowo pada padi dapat dilakukan dengan berbagai tipe, yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), dan seterusnya, tergantung dari kebiasaan tanam daerah setempat.
Pengertian jajar legowo 2:1 adalah cara tanam yang memiliki dua baris tanaman, kemudian diselingi oleh satu barisan kosong, dimana jarak antar tanaman pada barisan adalah setengah dari jarak tanam antar baris.
Jajar legowo 4:1 memiliki empat baris tanaman yang diselingi oleh satu barisan kosong. Jarak tanam pada kedua baris tanaman yang berada di tepi adalah setengah dari jarak tanam pada dua baris tanaman yang ada di tengah.
Untuk jarak tanam normal, biasanya berkisar antara 20 – 25 cm, sesuai varietas padi yang digunakan.
C. TUJUAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
1. Merekayasa seolah-olah semua barisan tanaman merupakan tanaman pada pinggir bedengan. Seperti yang diketahui, bahwa tanaman tepi merupakan tanaman dengan pertumbuhan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan tanaman tengah, pada suatu area yang sama.
2. Meningkatkan populasi tanaman dalam satu luasan lahan. Sebagai contoh, dengan penerapan jajar legowo 2:1, populasi tanaman dapat ditingkatkan hingga 30%.
3. Mengurangi tingginya tingkat serangan hama (terutama tikus) dan penyakit tanaman. pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban udara akan berkurang, dan hal ini akan menekan tingkat serangan hama dan penyakit tanaman.
4. Mempermudah kegiatan pemeliharaan tanaman (pemupukan, penyiangan gulma, pengamatan dan pengendalian ham,a dan penyakit). Hal ini dikarenakan petani memiliki ruang gerak yang cukup diantara barisan tanaman, untuk melakukan kegiatan pemeliharaan.
D. TEKNIK PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO
Tidak ada hal khusus yang perlu dipersiapkan untuk menerapkan sistem jajar legowo di lapangan. Petani dapat menggunakan alat ukur yang biasa digunakan, hanya saja perlu diberi tanda di bagian tertentu pada alat ukur, yang merupakan tempat untuk barisan kosong. Hal ini perlu disampaikan juga kepada buruh tani, agar mereka juga memahami sistem tanam yang akan kita terapkan.
E. PENUTUP
Dari beberapa pengamatan yang dilakukan, sistem tanam jajar legowo 4:1 memberikan hasil yang optimal dibandingkan tipe legowo yang lain. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan tipe-tipe legowo yang lain juga dapat memberikan hasil yang lebih baik, hal ini juga bergantung pada kondisi areal setempat dan kebiasaan cara bercocok tanam dari petani sekitar.
Yang perlu juga menjadi perhatian adalah adanya bimbingan secara simultan kepada petani mengenai sistem tanam ini, karena sebagian besar petani masih menganggap bahwa dengan adanya pengurangan barisan tanaman, maka jumlah tanaman pada luasan lahan mereka juga akan berkurang. Untuk itu, peran serta penyuluh pertanian sangat diperlukan agar tujuan untuk meningkatkan produksi padi dapat tercapai.
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar