Senin 10 Juli 2017, Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Banyuurip mengadakan pertemuan rutun sekaligus melakukan kegiatan Silaturahim Dan Halal Bihalal dalam rangka Hari Raya idul Fitri 1438 H. Pertemuan diadakan di rumah Ketua KTNA Kecamatan Banyuurip, Bp. Yogo Triyanto R, di Desa Malangrejo Kecamatan Banyuurip.
Bp. Yogo sebagai Ketua KTNA sekaligus tuan rumah menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan KTNA yang rutin diadakan setiap bulan akan menjadi jembatan informasi dibidang pertanian. Beliau mengambil contoh mengenai isu yang tengah ramai dibicarakan di lingkungan pertanian, mengenai pencabutan subsidi pupuk pada tahun 2018. Dalam hal ini KTNA, (yang kebetulan Bp. Yogo juga terlibat dalam kepengurusan KTNA Kabupaten purworejo) akan terus mengawal dan menggali informasi lebih mendalam mengenai isu tersebut, untuk kemudian dapat mengambil sikap dan merencanakan hal-hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan hal tersebut. Dengan pencabutan subsidi pupuk, secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi, yang seharusnya akan meningkatkan harga jual produk pertanian. Melihat kenyataan selama ini, dimana harga produk pertanian masih dikontrol oleh tengkulak, maka kesejahteraan pelaku usahatani masih jauh dari harapan. Peran pemerintah untuk dapat mengontrol kestabilan harga hasil pertanian sangat diharapkan, agar ada keseimbangan antara biaya produksi pertanian dan harga produk pertanian, yang lebih memihak pada kesejahteraan pelaku usahatani.
Turut hadir pula dalam acara ini Kepala Desa Malangrejo, Bp. Sumarsinggih, SH., yang sangat mendukung adanya pertemuan rutin KTNA ini. Menurut beliau, acara semacam ini dapat menambah pengetahuan petani. Karena dengan bertemu dengan pelaku usahatani dari desa lain, petani dapat saling bertukar informasi, seperti mengenai bibit unggul, cara mengatasi hama penyakit, dan hal-hal lain seputar dunia pertanian. Selain itu informasi dari dinas terkait juga dapat disampaikan secara tepat sasaran dalam forum ini.
Perwakilan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Banyuurip, Ibu Sri Lastuti, SP., meyampaikan bahwa di BPP Banyuurip saat ini telah memiliki mesin panen padi dan jagung (Combine Harvester) yang dapat digunakan oleh pelaku usahatani di sekitar wilayah Kecamatan Banyuurip. Beliau menawarkan kepada petani yang berminat untuk dapat memanfaatkan alat tersebut disesuaikan dengan kondisi lahannya, mengingat alat ini masih dalam rangka uji coba sehingga belum semua jenis lahan dapat terlayani.
Salah satu pelaku usahatani yang hadir dalam acara ini, Bp. Suwandi dari Desa Seborokrapyak juga menyampaikan informasi mengenai varietas unggul. Beliau menyampaikan bahwa pada musim tanam ini beliau mencoba menanam benih padi Inpari-33, dan puas dengan hasilnya yang mencapai 12 Kg/ubin (1 ubin ≈ 14 m²), atau setara dengan 8,6 ton/ha, dimana rata-rata produksi padi diwilayah sekitar masih berada di angka 6,2 ton/ha. Beliau berharap petani lain berani mencoba untuk menanam benih dari varietas unggul, selain IR-64 dan Ciherang, mengingat kedua jenis padi tersebut telah dibudidayakan sejak lama, sehingga mulai rentan terhadap serangan hama dan penyakit.
Acara pertemuan KTNA Kecamatan Banyuurip ini rutin diadakan setiap bulan, dan mengambil tempat secara bergilir di tiap Desa/kelurahan di Kecamatan Banyuurip. Pertemuan KTNA digagas sebagai wadah tukar menukar informasi pertanian di Kecamatan Banyuurip, baik itu antar sesama pelaku usahatani maupun antara petani dengan pemerintah melalui dinas terkait. Dengan adanya pertemuan yang dilakukan secara rutin diharapkan petani selalu mendapatkan informasi yang terbaru yang dapat diterapkan dalam kegiatan usahataninya.
Oleh: Kelik DS.
PPL BPP BAnyuurip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar